Nama
|
Sri Handayani Nofiyanti
|
NIM
|
145100600111013
|
Kelas
|
H
|
Kelompok
|
H1
|
BAB
V
REAKSI
REDUKSI OKSIDASI
TUJUAN:
1. Mempelajari
reaksi reduksi
2. Mempelajari
reaksi oksidasi
A. PRE-LAB
1. Jelaskan
pengertian reaksi reduksi!
Pengertian dari
reaksi reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi karena diperolehnya
elektron oleh suatu unsur. Reaksi reduksi tidak hanya diartikan sebagai
reaksi penurunan bilangan oksidasi tetapi juga merupakan reaksi pelepasan
oksigen, atau pengikatan hidrogen, atau pengikatan elektron (Chang, 2005).
Contoh dalam
reaksi : Zn +CuSO4 à ZnSO4
+ Cu
Bilangan oksidasi
awal yang dimiliki oleh Cu adalah +2, setelah direaksikan mempunyai bilangan
oksidasi 0 dikarenakan diperolehnya elektron. Cu mengalami penurunan bilangan
oksidasi (biloks) itulah yang dinamakan reduksi (Chang, 2005).
Reaksi reduksi
juga dapat diartikan perolehan elektron satu atau lebih yang dialami oleh
suatu atom, molekul, atau ion (Oxtoby, 2006).
|
2. Jelaskan
pengertian reaksi oksidasi!
Pengertian dari
reaksi oksidasi adalah reaksi kenaikan bilangan oksidasi karena dilepasnya
elektron oleh suatu unsur. Reaksi oksidasi tidak hanya diartikan sebagai
reaksi kenaikan bilangan oksidasi tetapi juga merupakan reaksi pengikatan
oksigen, atau pelepasan hidrogen, atau pelepasan elektron (Chang, 2005).
Contoh dalam
reaksi : Zn + CuSO4 à ZnSO4
+ Cu
Zn yang awalnya
mempunyai bilangan oksidasi 0, setelah direaksikan menjadi +2 dikarenakan
dilepasnya elektron. Zn mengalami kenaikan biloks, itulah yang dinamakan
reaksi oksidasi (Chang, 2005).
Reaksi oksidasi
juga dapat diartikan kehilangan satu atau lebih elektron yang dialami oleh
suatu atom, molekul, atau ion (Oxtoby, 2006).
|
3. Apa fungsi
larutan CuSO4 dan AgNO3?
Fungsi larutan CuSO4
terdapat beberapa fungsi diantaranya yaitu sebagai fungisida, sebagai
herbisida, untuk campuran badreaux (mengontrol jamur pada anggur, melon,
dll), untuk senyawa chestunt (mencegah kelembapan pada biji tanaman
holtikultura), namun pada redoks larutan CuSO4 ini berfungsi
sebagai zat oksidator atau digunakan untuk mengoksidasi logam tertentu
(James, 2008).
Sedangkan fungsi
larutan AgNO3 diantaranya yaitu untuk fotografi, untuk bahan
industri (peledak, pewarna), untuk kedokteran (bahkan obat tetes), sedangkan
pada redoks larutan AgNO3 berfungsi sebagai zat oksidator atau
digunakan untuk mengoksidasi logam tertentu (James, 2008).
|
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Pengertian
Redoks
a. Pengertian
Reaksi
·
Redoks
Reaksi
redoks atau reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang didalamnya terjadi
perpindahan elektron secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia
lainnya, yang sebenarnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda yaitu Oksidasi
dan Reduksi. Spesies yang kehilangan elektron dikatakan mengalami oksidasi dan
spesies yang menangkap elektron dikatakan mengalami reduksi. Reaksi reduksi
oksidasi ini adalah pasangan karena elektron yang hilang pada reaksi oksidasi
sama dengan elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi. Reaksi ini biasanya
dikenal juga sebagai reaksi transfer elektron (Moore, 2011).
Tingkat
oksidasi dalam reaksi redoks harus sama dengan tingkat reduksi yaitu jumlah elektron
yang hilang oleh zat pereduksi harus sama dengan jumlah elektron yang diterima
oleh zat pengoksidasi. Yang dikatakan zat pereduksi itu adalah zat yang
memberikan elektron kepada zat yang direduksi. Dengan demikian, menyebabkan
terjadinya reduksi. Sedangkan zat pengoksidasi adalah zat yang mengambil elektron
dari zat yang dioksidasi dan dengan demikian menyebabkan berlangsungnya
oksidasi. Sehingga terbentuk dua reaksi yaitu reaksi reduksi dan oksidasi yang
dikenal sebagai reaksi redoks (Chang, 2005).
Suatu
reaksi redoks yang umum adalah reaksi antara logam dengan asam, dituliskan
sebagai berikut :
Logam
+ Asam à
Garam + Molekul hidrogen
Sebagai
contoh apabila suatu logam misalnya Fe dioksida dan Oksida direduksikan. Besi
Oksida (Fe2O3) adalah suatu senyawa ion yang terdiri dari
Fe3+ dan O2-. Jika besi bereaksi dengan oksigen, berikut
reaksinya.
4Fe
+ 3O2 à
2Fe2O3
Besi
yang semula atom netral menjadi bermuatan listrik dengan melepaskan elektronnya
membentuk ion Fe3+. Jika oksida ini direduksi menjadi logam besi,
reaksi kebalikan pasti terjadi, maka ion Fe3+ mengambil elektron
membentuk atom Fe. Kejadian pelepasan dan pengambilan elektron, yang terjadi
pada banyak reaksi yang sama, diasosiasikan dengan istilah oksidasi dan reduksi
(James, 2008).
b. Reaksi
Spontan dan Non-Spontan
Reaksi
spontan adalah reaksi yang terjadi apabila E0 sel bernilai positif.
Reaksi spontan juga dapat didefinisikan sebagai reaksi yang dapat terus
berlangsung hanya dengan memberikan sejumlah energi pada awal reaksi saja
(Petrucci, 2004). Reaksi spontan : E0 sel > 0 atau E0
katoda – E0 anoda > 0 atau E0 reduksi
– E0oksidasi > 0.
Reaksi
Non-Spontan yaitu reaksi yang terjadi apabila E0 sel bernilai
negative. Reaksi tidak spontan dapat terus berlangsung hanya jika diberikan
sejumlah energi selama reaksi tersebut berlangsung (Petrucci, 2004). Reaksi
non-spontan:E0sel < 0 atau E0katode
– E0anode< 0 atau E0reduksi - E0oksidasi
< 0.
2.
Faktor-faktor
yang Menyebabkan Terjadinya Reaksi Redoks
Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya reaksi redoks yaitu adanya oksigen, hidrogen, dan elektron.
Sesuai dengan teori lavoiser, oksidasi adalah menerima oksigen sedangkan reduksi
adalah melepas oksigen. Faktor kedua adalah peran hidrogen. Tidak semua reaksi
oksidasi dengan senyawa organik dapat dijelaskan dengan pemberian dan
penerimaan oksigen. Dengan pemberian/ mendonorkan hidrogen (oksidasi) dan
penerimaan hidrogen (reduksi) reaksi redoks dapat terjadi. Faktor yang terakhir
adalah peran dari elektron. Terjadinya reaksi redoks juga dikarenakan elektron.
Oksidasi yaitu mendonorkan elektron sedangkan reduksi yaitu menerima elektron.
Keberlakuannya lebih umum akan dicapai jika menggunakan elektron (Takeuchi,
2006).
Menurut
sumber lain, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya reaksi redoks yaitu:
1. Adanya
ion+ dan ion-
2. Adanya
elektron yang mengalir dari satu muatan ke muatan yang lain atau perpindahan elektron
3. Adanya
perubahan bilangan oksidasi suatu unsur
4. Adanya
kekuatan oksidator dan kekuatan reduktor yang diberikan oleh potensial redoks
system yang bersangkutan
(Petrucci, 2004).
3.
Aplikasi
redoks dalam teknologi pertanian
Reaksi
reduksi oksidasi berperan dalam banyak hal di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Contohnya adalah cairan pemutih dalam binatu, seperti Clorox, yaitu suatu
larutan encer dari natrium hipoklorit, NaOCl. Dalam bidang teknologi pertanian
redoks berperan dalam pembasmian jamur dan zat-zat renik. Untuk membuat produk
pangan tumbuhnya jamur dan zat renik membuat produk pangan menjadi rusak.
Dengan reaksi redokslah pembasmian jamur dan zat renik dilakukan dengan cara
mengoksidasi mikroorganisme jamur dan zat renik tersebut. Selain itu juga
diaplikasikan dalam pengolahan air limbah, penggunaan aki sebagai penggerak
mesin pertanian, dan fotosintesis pada tanaman (James, 2008).
TINJAUAN BAHAN
1.
Logam
seng
Seng
adalah unsur kimia dengan lambing Zn dengan nomor atom 30, dan massa atom
relatif 65,39. Seng merupakan logam yang berwarna kelabu muda, berkilau, dan
bersifat diamagnetic. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal
ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya
juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan zat mineral esensial yang
sangat penting bagi tubuh. Namun jika mengonsumsi seng secara berlebihan dapat
menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi tembaga. Sifat daripada seng
yaitu sebagai berikut.
·
Tahan korosi
·
Berat jenis 7,1
·
Titik cair 4190 C dan titik
didih 9060C
·
Pada suhu 1300C – 1500C
seng dapat dipecah-pecah dan kenyal hingga dapat digiling
Seng mempunyai beberapa kegunaan yaitu sebagai
pelindung karat, bahan selongsong elemen kering, untuk elektroda elemen
galvani, sebagai pembuat elemen listrik dan untuk bahan baku pembuat cat
(Sukandaarumidi, 2007).
2.
Logam
Tembaga
Tembaga
adalah unsur kimia dengan lambang Cu dengan nomor atom 29. Tembaga merupakan
logam yang berwarna kemerahan. Tembaga memiliki ciri warnanya itu oleh sebab
struktur jalurnya, yaitu ia memantulkan cahaya merah dan jingga dan menyerap
frekuensi-frekuensi lain dalam spectrum tampak. Sifat daripada temabaga adalah
sebagai berikut.
·
Tembaga tidak larut dalam air (H2O)
dan isopropanol, atau isopropil alkohol.
·
Tembaga mempunyai sifat yang sama dengan
perak dan emas karena terletak dalam keluarga yang sama.
·
Tembaga mempunyai konduksi elektrik dan
haba yang tinggi.
·
Tembaga adalah logamyang mudah tertempa.
Tembaga mempunyai beberapa kegunaan yaitu
bahan pembuatan alat rumah tangga, untuk bahan bangunan, untuk elektronik,
untuk bidang kimia dan lain-lain (Sukandarrumidi, 2007).
3.
Larutan
CuSO4
Larutan
CuSO4 atau Copper (II) sulfate atau nama indonesianya tembaga (II)
sulfat mempunyai bentuk anhidrat yaitu berbentuk bubuk hijau pucat atau abu-abu
putih. CuSO4 mempunyai beberapa sifat, antara lain :
·
Berwarna biru, warna tembaga (II) sulfat yang
berwarna biru berasal dari hidrasi air.
·
CuSO4 bersifat mengiritasi.
Larutan CuSO4
mempunyai beberapa kegunaan yaitu sebagai fungisida, herbisida, dan pestisida.
CuSO4 juga digunakan dalam sintesis organic (Sukandarrumidi, 2007).
4.
Larutan
AgNO3 0,1 M
Larutan
AgNO3 atau Silver Nitrate atau nama Indonesianya Perak Nitrat adalah
larutan yang berbahaya. AgNO3 mempunyai beberapa sifat antara lain :
·
Berbahaya bagi tubuh
·
Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit
melepuh
·
Beracun dan korosif
Larutan
AgNO3 mempunyai beberapa kegunaan yaitu dalam bidang kedokteran
(untuk obat tetes mata), dalam bidang industri (untuk bahan peledak, pewarna,
dan tinta) (Sukandarrumidi, 2007).
TINJAUAN
ALAT
1.
Beaker
glass
Beaker
glass atau yang biasa disebut gelas beker digunakan untuk wadah penampung
larutan, mengencerkan larutan, mencampurkan dan juga dapat memanaskan larutan
kimia. Beaker glass berbentuk silinder dengan dasar yang bidang. Ukuran beaker
glass yaitu 100 ml, 250 ml, dan 500 ml (Cairns, 2009).
2.
Pipet
ukur
B. DIAGRAM ALIR
1. Reaksi logam Zn dengan larutan CuSO4
1 M
10 ml larutan
CuSO4 1 M
|
Logam Zn
|
Diamati perubahan yang terjadi dalam larutan CuSO4
pada menit ke 1,3,5,7 dan 10
Hasil
|
2. Reaksi logam Cu dengan larutan AgNO3
1 M
10 ml larutan
AgNO3 1 M
|
Logam Cu
|
Diamati perubahan yang terjadi dalam larutan AgNO3
pada menit ke
Hasil
|
C. DATA HASIL PRAKTIKUM
WAKTU
(MENIT)
|
JENIS
LOGAM
|
WARNA
LOGAM
|
JENIS
LARUTAN
|
WARNA
LARUTAN
|
KETERANGAN
|
0
|
Zn
|
Abu-abu
keperakan
|
CuSO4
|
Biru
Muda
|
Tidak
ada gelembung
|
1
|
Sedikit
menghitam
|
Biru
Muda
|
Belum
ada gelembung, tidak ada endapan pada gelas beaker
|
||
3
|
Semakin
menghitam
|
Biru
Muda
|
Ada
gelembung – gelembung kecil
|
||
5
|
Bertambah
hitam
|
Biru
Muda
|
Gelembung
bertambah banyak
|
||
7
|
Hitam
|
Biru
Muda sedikit lebih bening
|
Gelembung
bertambah banyak dan mulai naik, Zn meluruh dan mengendap pada gelas beaker
|
||
10
|
Sangat
Hitam
|
Biru
Muda sedikit lebih bening
|
Gelembung
bertambah banyak dan semakin banyak yang mulai naik, Zn meluruh semakin
banyak dan endapan pada gelas beaker bertambah
|
||
0
|
Cu
|
Merah
keemasan
|
AgNO3
|
Bening
|
Tidak
ada gelembung
|
1
|
Menghitam
|
Bening
|
Belum
ada gelembung dan endapan
|
||
3
|
Semakin
menghitam
|
Bening
|
Mulai
ada gelembung
|
||
5
|
Hitam
memudar dan menjadi abu-abu
|
Bening
|
Terdapat
warna putih pada permukaan logam Cu
|
||
7
|
Sedikit
keabu-abuan
|
Bening
|
Warna
putih semakin banyak pada permukaan logam Cu
|
||
10
|
Abu-abu
keputihan (perak)
|
Bening
|
Warna
putih semakin banyak lgi pada permukaan logam Cu
|
D.
PEMBAHASAN
1. Tuliskan
analisa prosedur dari percobaan yang telah dilakukan!
Pada praktikum reaksi redukdsi
oksidasi hal yang harus dilakukan adalah
mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Alat yang diperlukan dalam
praktikum ini antara lain gelas kaca, gelas beker, botol semprot, penjepit kayu
dan pipet tetes dengan memastikan semua alat yang akan dipakai dalam keadaan
baik. Sedangkan bahan yang harus disiapkan adalah larutan CuSO4, larutan
AgNO3, logam Cu (lempengan), dan logam Zn (lempengan).
Setelah
menyiapkan alat dan bahan tersebut, percobaan reaksi reduksi oksidasi yang pertama menggunakan logam seng (Zn) dan larutan CuSO4
1 M. Langkah awal yaitu dengan mengamplas logam. Hal ini dilakukan dengan
tujuan agar logam Zn tidak terkontaminasi dari karat yang dapat menghambat
reaksi dengan kata lain untuk mempercepat reaksi. Kemudian menuangkan larutan CuSO4
1 M ke dalam beaker glass sebanyak 10 ml.
Lalu memindahkan larutan ke dalam gelas kaca dengan menggunakan pipet tetes.
Mengisi larutan secukupnya ke dalam gelas kaca. Kemudian masukkan logam seng
(Zn) yang telah di amplas ke dalam larutan yang berada di dalam gelas kaca
dengan menggunakan penjepit kayu. Setelah itu mengamati reaksi dan perubahan
yang terjadi pada larutan CuSO4 1 M
dan logam seng (Zn) dalam kurun waktu 1,3,5,7, dan 10 menit pertama
menggunakan stopwatch yang kemudian dicatat dalam bentuk tabel data hasil
pengamatan.
Pada
percobaan yang selanjutnya dilakukan dengan menggunakan logam Cu lempengan yang
akan direaksikan dengan larutan AgNO3. Langkah awal yaitu dengan
mengamplas logam hingga bersih. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar logam Cu
tidak terkontaminasi dari karat yang dapat menghambat reaksi dengan kata lain
untuk mempercepat reaksi. Kemudian menuangkan larutan AgNO3 1 M ke
dalam gelas beaker sebanyak 10 ml. Lalu memindahkan larutan ke dalam gelas kaca
dengan menggunakan pipet tetes untuk memindahkan larutan ke dalam gelas kaca.
Setelah larutan diisikan kedalam gelas kaca, kemudian memasukkan logam Cu
lempengan ke dalam gelas kaca dengan menggunakan penjepit kayu. Setelah itu
mengamati reaksi dan perubahan yang terjadi pada logam Cu dan larutan AgNO3
dalam kurun waktu 1,3,5,7, dan 10 menit pertama menggunakan stopwatch yang
kemudian dicatat perubahan yang terjadi dalam bentuk tabel data hasil
pengamatan..
2. Tuliskan
analisa hasil dari percobaan Reaksi Reduksi Oksidasi yang telah dilakukan!
·
Logam Zn dengan Larutan CuSO4
Percobaan
reaksi reduksi oksidasi yang pertama antara logam Zn dan larutan CuSO4
1 M dalam kurun waktu 10 menit. Setelah logam dimasukan ke dalam gelas kaca
yang berisi larutan CuSO4 1 M
logam Zn yang telah diamplas bersih
dan semula berwarna abu-abu keperakan pada menit pertama permukaannya
menjadi sedikit menghitam dengan warna larutan tetap biru muda dan tidak ada
gelembung. Pada menit ke-3 warna hitam pada permukaan logam tersebut semakin
hitam dengan warna larutan biru muda dan mulai terdapat gelembung gas kecil di
sekitar permukaan. Pada menit ke-5 warna hitam pada permukaan logam menjadi
semakin pekat dengan warna larutan biru muda dan gelembung gas yang terdapat di
sekitar permukan logam pun semakin bertambah banyak. Pada menit ke-7 sampai 10
warna hitam pada permukaan logam semakin pekat sehingga logam yang semula
berwarna abu-abu setelah dimasukan ke dalam larutan CuSO4 1 M selama
10 menit logam tersebut menjadi berwarna
hitam dengan warna larutan sedikit bening dan gelembung gas semakin bertambah
banyak, Zn meluruh semakin banyak dan endapan pada gelas beaker.
Warna
hitam kemerahan dalam permukaan logam disebabkan
karena logam seng ( Zn ) mengoksidasi unsur Cu yang terdapat dalam larutan CuSO4
1 M sehingga unsur Cu yang teroksidasi mengendap dan menghsilkan endapan
berwarna hitam kemerahan. Reaksi yang terjadi antara logam seng (Zn) dengan
larutan CuSO4 1 M bersifat sementara. Hal ini dapat dibuktikan
dengan mengamplas kembali logam Zn yang semula berwarna abu-abu dan menjadi
warna hitam kemerahan, apabila setelah diamplas ternyata warnanya kembali
seperti semula maka reaksi\ bersifat sementara. Apabila setelah diamplas
warnanya tidak kembali seperti semula (berwarna hitam kemerahan), maka reaksi
bersifat permanen, dan setelah diamplas kembali, warna logam Zn yang digunakan
saat praktikum kembali seperti semula (berwarna abu-abu) (Zinnen, 2004).
·
Logam Cu dengan Larutan AgNO3
Percobaan
reaksi reduksi oksidasi yang kedua menggunakan logam Cu (lempengan) dan larutan
AgNO3 1 M. Setelah logam dimasukan ke dalam gelas kaca yang berisi
larutan AgNO3 1 M logam Cu
yang telah diamplas bersih dan semula berwarna merah keemasan pada menit
pertama permukaannya menjadi sedikit menghitam dengan warna larutan bening dan belum
ada gelembung serta endapan. Pada menit ke-3 warna hitam pada permukaan logam
tersebut semakin hitam dengan warna larutan bening dan mulai terdapat gelembung
gas kecil. Pada menit ke-5 warna hitam memudar dan menjadi keabu-abuan dengan
warna larutan tetap bening dan terdapat warna putih pada permukaan logam Cu.
Pada menit ke-7 sampai 10 warna menjadi abu-abu keputihan (perak) dengan
larutan berwarna bening dan warna putih pada permukaan logam Cu semakin banyak
(Harjadi,2004). Pada menit ke 10 seharusnya dipermukaan larutan berwarna biru
muda, tetapi pada percobaan ini, tidak terlihat warna biru muda. Hal ini
mungkin disebabkan karena pengaruh larutan dari larutan AgNO3 yang
sudah agak lama, kemurnian logam yang dipakai, dan waktu yang dijadikan dasar
pengambilan data.
Semakin
besar luas penampang permukaan logam tersebut maka laju reaksinya pun akan
semakin kecil karen karena tumbukan antar partikel menjadi semakin banyak.
semakin kecil luas penampang permukaan logam maka reaksi akan semakin cepat hal
ini dikarenakan semakin kecil/sedikitnya tumbukan yang terjadi antar partikel
(McMurray, 2004).
Endapan
yang terdapat pada masing-masing logam Cu tersebut merupakan endapan Ag, hal
ini karena Cu berperan dalam mengoksidasi unsur Ag dalam larutan AgNO3 sehingga
menghasilkan endapan berwarna putih yang menempel pada permukaan logam Cu
(Zinnen, 2004).
3. Jelaskan
perubahan biloks masing-masing unsur pada reaksi-reaksi tersebut dan jelaskan
unsur mana yang mengalami oksidasi dan reduksi!
·
Reaksi reduksi oksidasi antara logam Zn
dengan larutan CuSO4 :
Zn
+ CuSO4 à ZnSO4
+ Cu
oksidasi
|
reduksi
|
Pada reaksi di atas, logam Zn yang semula memiliki
bilangan oksidasi 0 setelah bereaksi dengan larutan CuSO4 1 M
bilangan oksidasinya berubah menjadi +2. Hal ini sesuai dengan pengertian bahwa
reaksi oksidasi adalah reaksi dimana dalam reaksinya terjadi penambahan
bilangan oksidasi. Dengan demikian logam Zn dalam reaksi tersebut mengalami
reaksi oksidasi dan berperan sebagai agen pereduksi (reduktor) (Rahardjo,
2008). Sedangkan unsur Cu dalam CuSO4
yang semula memiliki bilangan oksidasi +2 berubah menjadi 0, sehingga
dalam reaksi tersebut larutan CuSO4 mengalami reaksi reduksi yaitu
reaksi dimana dalam reaksi tersebut terjadi penurunan bilangan oksidasi dan unsur Cu dalam CuSO4 berperan sebagai agen pengoksidasi (oksidator)
(Rahardjo, 2008).
·
Reaksi reduksi oksidasi antara logam Cu
dengan larutan AgNO3
Cu
+ 2AgNO3 à Cu
(NO3)2 + 2Ag
oksidasi
|
reduksi
|
Pada
reaksi di atas, logam Cu yang semula memiliki bilangan oksidasi 0 setelah
bereaksi dengan larutan AgNO3 1 M bilangan oksidasinya berubah menjadi +2.
Hal ini sesuai dengan pengertian bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi dimana
dalam reaksinya terjadi penambahan bilangan oksidasi. Dengan demikian logam Cu
dalam reaksi tersebut mengalami reaksi oksidasi dan berperan sebagai agen
pereduksi (reduktor). Sedangkan unsur Ag dalam AgNO3 yang semula memiliki bilangan oksidasi
+1 berubah menjadi 0, sehingga dalam reaksi tersebut larutan AgNO3 mengalami
reaksi reduksi yaitu reaksi dimana dalam reaksi tersebut terjadi penurunan
bilangan oksidasi dan
unsur Ag dalam AgNO3 berperan sebagai agen
pengoksidasi (oksidator) (Rahardjo, 2008).
KESIMPULAN
Dari percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada reaksi redoks
terjadi serah terima elektron. Reaksi oksidasi adalah reaksi dimana dalam
proses reaksinya terjadi pengurangan jumlah elektron, bertambahnya oksigen dan
adanya kenaikan bilangan oksidasi dalam suatu unsur. Sedangkan reaksi reduksi
adalah kebalikan dari reaksi oksidasi dimana dalam reaksi tersebut terjadi penambahan
jumlah elektron, pengurangan jumlah oksigen dan adanya penurunan bilangan
oksidasi. Praktikum ini dilakukan bertujuan untuk mempelajari reaksi reduksi
dan reaksi oksidasi juga aplikasi nya dalam bidang teknologi pertanian (Zinnen,
2004). Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, logam Zn yang telah diamplas
bersih semula berwarna abu-abu setelah
dimasukan kedalam larutan CuSO4 1 M
dan diamati selama 10 menit ternyata warnanya berubah menjadi hitam
pekat, hal ini karena adanya reaksi reduksi dan oksidasi yang terjadi antara
logam Zn dan larutan CuSO4 dimana warna hitam yang melekat pada
logam Zn tersebut merupakan Cu yang teroksidasi dari larutan CuSO4
sehingga menghasilkan endapan berwarna hitam kemerahan. Sedangkan pada logam Cu
mengalami perubahan warna yang semula berwarna cokelat kemerahan setelah reaksi
dan diamati selama 10 menit warnanya berubah menjadi putih perak dan terdapat
banyak endapan di permukaan logam. Endapan tersebut merupakan endapan Ag yang
teroksidasi oleh Cu sehingga menghasilkan endapan pada permukaan logam,
sedangkan larutan yang digunakan setelah 10 menit, tidak menunjukkan perubahan
warna dari bening menjadi biru muda.
SARAN
Pada praktikum reaksi reduksi dan oksidasi ini perlu diperhatikan
mengenai ketelitian dalam mengamati perubahan-perubahan ketika reaksi
berlangsung serta kondisi larutan dan juga alat yang akan digunakan. Hal ini
perlu dilakukan agar hasil praktikum dapat sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Cairns,
Donald. 2009. Essentials of
Pharmaceutical Chemistry, 2nd Ed. London : Pharmaceutical
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Moore, John. 2011. Chemistry for Dummies. New York : Willey
Publishing Inc.
Oxtoby. 2006. Prinsip-prinsip kimia modern. Jakarta :
Erlangga
Petrucci,
Ralph H. 2004. Kimia Dasar Prinsip dan
Terapan Modern. Jilid I, II, III.
Jakarta : Erlangga.
Sukandarrumidi.
2007. Geologi Mineral Logam.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Takeuchi,
Yashito. 2006. Pengantar Kimia.
Retrived : (13-10-2014); url : old,
inorgphys.chem.itb.ac.id/wp-content/upload/2007/04/pengantarkimia-terjemahan.pdf
McMurray,
John and Robert C.Fay. 2004. Chemistry,
4th Edition. New Jersey : Prentice Hall,Inc
Rahardjo, B.S. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 3.Solo : platinum
Zinnen, Tom. 2004. Chemistry World . United State : University Of California
Tanggal
|
Nilai
|
Paraf Asisten
|