LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
BIOLOGI
KALIBRASI MIKROMETER
NAMA : SRI HANDAYANI NOFIYANTI
NIM : 145100600111013
JURUSAN : KETEKNIKAN PERTANIAN
KELAS : H
KELOMPOK :H4
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2014
Nama
|
Sri Handayani Nofiyanti
|
NIM
|
145100600111013
|
Jurusan
|
Keteknikan Pertanian
|
Kelas
|
H
|
Kelompok
|
H4
|
2
|
KALIBRASI MIKROMETER
|
PRE-LAB
1.
Apa
yang dimaksud dengan mikrometer? Jelaskan pula perananya dalam pengamatan obyek
mikroskopis!
Mikrometer disebut juga
pemutar merupakan alat bantu ukur mikroskopis yang berupa kaca berskala dan
dikenal 2 jenis mikrometer. Pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada
makrometer (Purnomo, 2012).
|
2. Apa beda mikrometer obyektif dan mikrometer okuler?
Jelaskan!
Mikrometer okuler
adalah suatu keping kaca kecil dengan garis-garis kecil sekali yang jaraknya
sama dan dapat ditempatkan dalam lensa okuler mikroskop. Pada beberapa
mikroskop, keping tersebut sudah dibuat bersatu dengan lensa okuler. Pada
tipe yang lain, keeping kaca tersebut dapat dikeluarkan dari susunan lensa
okuler sehingga dapat dipakai pada lensa dari mikroskop tipe yang lain. Ada
kemungkinan jarak antara keeping kaca dan lensa okuler dari satu mikroskop
tidak sama dengan mikroskop tipe lain sehingga setiap penggunaan keeping
micrometer okuler untuk tipe yang lain harus ditera kembali (Defika, dkk,
2013).
Mikrometer objek
terbuat dari kaca yang di dalamnya terdapat skala dengan ukuran tertentu.
Biasanya terbagi menjadi sepuluh skala besar yang masing-masing skala
berurutan 0,1 mm. setiap skala besar dibagi lagi menjadi sepuluh skala yang
lebih kecil lagi, masing-masing 0,01 mm (Kadaryanto, 2006).
|
3. Jelaskan prinsip kalibrasi mikrometer okuler! Mengapa perlu
dikalibrasi?
Kalibrasi
dilakukan dengan menghimpitkan skala mikrometer objektif dan okuler pada
perbesaran yang diinginkan. Skala ke nol (garis pertama) dari kedua
mikrometer disimpulkan menjadi 1 garis kemudian dilihat pada skala ke berapa
kedua jenis mikrometer tersebut bertemu atau berhimpit kembali. Dari hasil
tersebut dapat diketahui satu satuan panjang pada skala mikrometer okuler itu
berdasarkan beberapa jumlah skala kecil mikrometer objektif yang berada di
antara garis yang berhimpit tadi. Kalibrasi dilakukan
agar skala okuler dan obyektif sama atau sejajar sehingga tidak salah dalam
membaca hasil (Pratiwi, 2004).
|
4. Jelaskan maksud dari skala 1:100 pada mikrometer
obyektif!
Maksud dari skala 1 :
100 pada mikrometer obyektif adalah pada mikrometer obyektif yang panjangnya
1 mm terdapat 100 garis skala, sehingga besarnya skala pada mikrometer
obyektif yaitu 1 : 100 atau sama dengan 0,01 mm (Latifah, 2009).
|
Tanggal
|
Nilai
|
Paraf Asisten
|
|
|
|
LAPORAN PRAKTIKUM
Praktikum
2. Kalibrasi Mikrometer
1. Mengapa pada proses kalibrasi, skala pada ujung kiri dari
mikrometer obyektif harus berhimpitan dengan mikrometer okuler? Jelaskan!
Pada prinsipnya skala
okuler adalah skala yang terdiri dari 1 – 100 dimana jarak antara garis dan nomer
tidak diketahui nilainya. Sedangkan skala obyektif adalah skala yang terdiri
dari 1 – 100 dimana jarak antara garis memiliki nilai 0,01 mm. oleh karena
itu kalibrasi dilakukan agar skala okuler memiliki nilai dari perbandingan
skala obyektif dengan skala okuler disetiap pembesaran (Sutarno, 2011).
|
2. Jika banyaknya anak skala pada mikrometer obyektif 100
skala, sedangkan banyaknya anak skala pada mikrometer okuler 12 skala. Panjang total skala pada mikrometer obyektif
yaitu 1 mm. Hitunglah hasil kalibrasi mikrometer okuler tersebut!
Penyelesaian :
Diketahui :
-
Mikrometer obyektif = 100 skala (A)
-
Micrometer okuler = 12 skala (B)
-
Panjang total skala mikrometer
obyek =
Ditanya
: Berapa hasil kalibrasi micrometer okuler?
Jawab
:
Kalibrasi
micrometer okuler =
=
= 0,083 mm
(Nurcholis, dkk, 2014)
|
3.
Lengkapilah
tabel berikut ini!
Perbesaran
|
Jumlah skala pada diameter bidang
pandang
|
Panjang diameter bidang pandang
(mm)
|
Luas bidang pandang (mm2)
|
100x
|
|
|
|
400x
|
|
|
|
1000x
|
18
|
0,18
|
0,026
|
4. Bahas data yang anda peroleh!
Dalam praktikum ini
kalibrasi menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000x. Pada praktikum ini
dipakai dua macam micrometer yaitu micrometer obyektif dan okuler. Kedua
mikromer tersebut tertera garis skala untuk memudahkan dalam pengukuran. Pada
micrometer obyektif yang panjangnya 1 mm terdapat garis 100 skala. Sehingga
besarnya skala pada micrometer objektif yaitu 1:100 atau sama dengan 0,01 mm.
Selanjutnya skala pada ujung kiri dari kedua micrometer harus berhimpitan dan
dicari skala terdekat lainnya dimana skala pada kedua micrometer berhimpitan
untuk pertama kalinya. Dengan demikian, nilai kalibrasi micrometer okuler
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Kalibrasi micrometer
okuler =
Pada pengukuran stomata
menggunakan mikroskop perbesaran 1000x didapatkan data stomata dengan panjan
sebesar 2 mm dan lebar 3 mm. panjang dan lebar tersebut diukur menggunakan
skala micrometer okuler. Setelah dilakukan pengamatan dengan mikroskop
perbesaran 1000x didapatkan jumlah skala micrometer objektif pada bidang
pandang yang terlihat sebanyak 18 skala dan telah dihitung jarak antar skala
okuler sebesar 0,01 mm dari perhitungan nilai kalibrasi. Sehingga didapatkan
diameter bidang pandang 18 x 0,01 mm = 0,18 mm. Dengan diketahuinya diameter
tersebut maka dapat diketahui luas bidang pandang dengan rumus sebagai
berikut.
Dalam rumus tersebut, d
merupakan diameter bidang pandang. Jika data yang diperoleh sebelumnya
dimasukkan dalam rumus tersebut, maka didapatkan hasil perhitungan sebesar 0,025 mm2. Hal ini sesuai dengan dengan literatur (Waluyo, 2010).
|
5. Mengapa dilakukan perhitungan luas bidang pandang dan
diameter bidang pandang? Jelaskan!
Perhitungan luas bidang
pandang dan diameter bidang pandang dilakukan karena untuk menentukan volume
dan untuk mengetahui struktur suatu obyek, dengan mengetahui diameter suatu
obyek, maka akan didapatkan pula nilai luas bidang pandang obyek tersebut.
Perhitungan luas bidang pandang dilakukan untuk mempermudah menentukan ukuran
dari objek mikroskopis yang telah diketahui panjang, lebar, dan diameternya.
Selain itu juga berfungsi untuk menghitung kerapatan dan jumlah dari suatu
sel dalam luas bidang pandang tertentu (Purwoko, dkk, 2009).
|
6. Jelaskan aplikasi pengukuran luas bidang pandang dan
diameter bidang pandang pada ilmu sains!
Aplikasi pengukuran
luas bidang pandang dan diameter bidang pandang pada ilmu sains adalah pengukuran
kerapatan suatu sel dengan menghitung jumlah sel stomata per luas bidang
pandang atau menghitung jumlah garis skala dari luas bidang pandang sel
stomata tersebut. Selain itu dapat digunakan untuk menghitung laju
pertumbuhan koloni bakteri (Bland, 2007).
|
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kalibrasi
micrometer ini adalah micrometer merupakan alat/kaca berskala yang terbagi
menjadi dua yaitu micrometer objektif dan micrometer okuler. Micrometer okuler
dipasang pada lensa okuler dan micrometer objektif berupa slide yang
ditempatkan pada meja mikroskop. Pada prinsipnya skala okuler yang terdiri
dari 1-100 skala dimana jarak antar garis sama nilainya tetapi tidak dapat
ditentukan. Sedangkan pada skala objektif adalah skala 1-100 skala dimana
jarak antara garis memiliki nilai 0,01 mm. skala okuler tidak berubah
ukurannya meskipun perbesarannya diubah sedangkan jika skala objektif berubah
bila merubah perbesaran. Dalam pengamatan ini, pengukuran panjang dan lebar
stomata serta pengukuran luas bidang pandang menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 1000x. Dari pengukuran stomata, didapatkan panjang sebesar 2 mm
dan lebar 3 mm. setelah dilakukan pengamatan luas bidang pandang didapatkan
jumlah skala pada diameter bidang pandang sebanyak 18 dan sebelumnya
terhitung jarak antar skala okuler sebesar 0,01 mm dari hasil kalibrasi
sehingga didapatkan diameter bidang pandang 0,18 mm. Kemudian menghitung luas
bidang pandang dengan rumus LBP =
|
Daftar
Pustaka
Defika, Alfeus., Auffathoni, Nurzaky.
2013. Laporan Praktikum Biologi Umum
Penggunaan Mikroskop Dan Kalibrasi Mikrometer. Surabaya : Unair
University Press.
Kadaryanto, dkk. 2006. Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan.
Jakarta : Yudhistira.
Latifah, Eva, dkk. 2009. Biologi
SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Pratiwi. P. A. 2004. Biologi. Jakarta. Erlangga
Purnomo, Bambang. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi.
Jember
: Universitas Jember
|
Tanggal
|
Nilai
|
Paraf Asisten
|
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Bland, Robert. 2007. General Biology Laboratory Guide. English: Burgess Publishing Company.
Nurcholis, Mochamad., Widyastuti, Endrika., Maligan,
Jaya Mahar., Sabrina, Nimas Mayang. 2014. Modul
Praktikum Biologi. Malang : Universitas Brawijaya
Purwoko, dan Fendi. 2009. Physics
1. Jakarta : Yudhistira
Sutarno, Nono. 2011. Biologi Umum
Lanjutan I. Jakarta : Universitas Terbuka
Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum.
Jember : Universitas Jember
Tidak ada komentar:
Posting Komentar