Nama
|
Sri Handayani N
|
NIM
|
145100600111013
|
Kelas
|
H
|
Kelompok
|
H1
|
BAB
VI
PENENTUAN KONSENTRASI ZAT WARNA MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
TUJUAN:
1. Membuat
kurva standar kalium permanganat
2. Menentukan
konsentrasi kalium permanganate dalam larutan sampel yang belum diketahui konsentrasinya
dengan metode spektrometri
A. PRE-LAB
1. Jelaskan prinsip dasar analisis menggunakan
spektrofotometri UV-Vis!
Prinsip dasar
analisis didasarkan pada besarnya nilai absorbansi suatu zat terhadap radiasi
sinar elektromagnetik. Pada spektrofotometer UV-Vis menggunakan dua buah
sumber cahaya berbeda yakni sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.
Sumber cahaya yang biasa digunakan yaitu lampu tungsten/wolfram. Digunakan
sebagai lampu pada spektrofotometri. Sifatnya mempunyai titik didih sangat
tinggi yakni 59300C. Panjang gelombang yang digunakan untuk
melakukan analisis adalah panjang gelombang dimana suatu zat memberikan
penyerapan paling tinggi. Hal itu disebabkan jika pengukuran dilakukan pada
panjang gelombang yang sama, maka data yang diperoleh semakin akurat
(Harmita, 2006).
|
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan spektrum
cahaya tampak dan warna komplementer!
Spektrum cahaya
tampak (visible light spectrum) adalah spektrum radiasi elektromagnetik yang
mampu merangsang mata manusia sehingga dapat dilihat. Spektrum cahaya tampak
hanyalah sebagian kecil spektrum radiasi gelombang elektromagnetik dan
mempunyai panjang gelombang antara 700 nanometer sampai 400 nanometer atau
antara 7.10-7 m sampai 4.10-7 meter. Daerah cahaya
tampak dikenal juga sebagai daerah cahaya dengan warna merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, dan ungu (Umar, 2008).
Warna
komplementer adalah cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya
yang ditangkap oleh mata manusia dalam kehidupan sehari-hari (Basset, 2004). Warna
komplementer adalah warna-warna yang saling melengkapi, terbentuk dari
warna-warna yang berlawanan atau bersebrangan pada lingkaran warna. Misal
dalam suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna biru dan spektrum
sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna yang
ada pada spektrum tampak (Khopkar, 2007).
|
3. Jelaskan yang dimaksud dengan kurva
standar/kurva baku! (25)
Kurva standar
adalah kurva yang memperlihatkan hubungan antara absorbansi dengan
konsentrasi. Panjang gelombang yang dipakai untuk mengukur absorbansi adalah
panjang gelombang maksimum, larutan yang akan diukur absorbansinya memiliki
konsentrasi yang berbeda-beda sehingga nilai absorbansinya juga berbeda
(Hart, 2004).
|
4. Jelaskan hukum yang melandasi
spektrofotometri ! (30)
Hukum yang
melandasi spektrofotometri adalah hukum Lambert-Beer. Hukum Lambert-Beer
menyatakan adanya hubungan linear antara absorbansi dengan konsentrasi zat
yag diserap. Absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi, karena b
atau 1 harganya 1 cm dapat diabaikan dan € merupakan suatu tetapan. Artinya
konsentrasi semakin tinggi maka absorbansinya yang dihasilkan makin tinggi,
begitu pula sebaliknya.
Hukum
Lambert-Beer bisa dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.
A = € b c
Keterangan: A = Absorbansi
€ = Epsilon (m-1cm-1)
b = Panjang kuvet (cm)
Diameter kuvet
c = konsentrasi sampel (mol/L)
(Clark, 2007).
|
B. Diagram Alir
1.
Penentuan
panjang gelombang maksimum
Sampel KMnO4
|
Dimasukkan ke dalam kuvet
Diukur absorbansinya pada panjang gelombang antara 400-700 nm
Panjang gelombang (λ) maksimum
|
2.
Pembuatan
Kurva Standart
Larutan KMnO4
|
Kurva
standart
|
3.
Pengukuran
absorbansi sampel KMnO4
Sampel KMnO4
|
Dimasukkan ke
dalam kuvet
Ditentukan konsentrasi
larutan sampel dengan menggunakan kurva standart
Konsentrasi
larutan sampel
|
TINJAUAN
PUSTAKA
1.
Spektrofotometri
Uv-Vis
Sesuai dengan namanya spektrofotometer UV-Vis
merupakan gabungan antara spektrofotometer UV dan Visible. Pada
spektrofotometer UV-Vis menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda yakni sumber
cahaya UV dan sumber cahaya visible. Spektrofotometer sinar tampak (UV-Vis)
adalah pengukuran energy cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang
tertentu (). Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400
nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm.
Pengukuran spektrofotoetri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan
energy elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga
spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif
dibandingkan kualitatif. Spectrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran secara
kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan
mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hokum
Lambert-Beer (Rohman, 2007).
Prinsip spektofotometri ini adalah dipancarkannya sinar
ke suatu larutan berwarna, di mana saat itu analat ada yang dipantulkan,
diserap dan diteruskan. Spektrofotometri digunakan untuk menganalisa asam amino
lisin (asam amino yang banyak terdapat dalam kentang (Solanum tuberosum))
karena asam amino lisin merupakan asam amino polar dengan gugus –R yang tidak
bermuatan. Apabila asam amino lisin bereaksi dengan reagen ninhidrin yang
merupakan hidrat dari triketon siklik, maka akan menghasilkan CO¬¬2.NH3 dan
suatu aldehid dengan satu atom karbon kurang dari asam amino induknya yang
berwarna ungu (Rouessac, 2007).
2.
Cahaya
Tampak dan Warna Komplementer
Spektrum cahaya
tampak adalah cahaya/sinar yang bisa dilihat oleh mata telanjang manusia,
dengan panjang gelombang 400-800 nm dan memiliki energy sebesar 299-149 kJ/mol
(Khopkar, 2007). Spektrum cahaya tampak (visible light spectrum) adalah
spektrum radiasi elektromagnetik yang mampu merangsang mata manusia sehingga
dapat dilihat. Spektrum cahaya tampak hanyalah sebagian kecil spektrum radiasi
gelombang elektromagnetik dan mempunyai panjang gelombang antara 700 nanometer
sampai 400 nanometer atau antara 7.10-7 m sampai 4.10-7 meter. Daerah cahaya
tampak dikenal juga sebagai daerah cahaya dengan warna merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, dan ungu (Umar, 2008).
Warna komplementer adalah
cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya yang ditangkap oleh
mata manusia dalam kehidupan sehari-hari (Basset, 2004). Warna komplementer
adalah warna-warna yang saling melengkapi, terbentuk dari warna-warna yang
berlawanan atau bersebrangan pada lingkaran warna. Misal dalam suatu zat akan
berwarna orange bila menyerap warna biru dan spektrum sinar tampak dan suatu
zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna yang ada pada spektrum tampak
(Khopkar, 2007).
3.
Hukum
yang Melandasi Spektrofotometri
Hukum yang melandasi spektrofotometri adalah hukum
Lambert-Beer. Hukum Lambert-Beer menyatakan adanya hubungan linear antara
absorbansi dengan konsentrasi zat yag diserap. Absorbansi akan berbanding lurus
dengan konsentrasi, karena b atau 1 harganya 1 cm dapat diabaikan dan €
merupakan suatu tetapan. Artinya konsentrasi semakin tinggi maka absorbansinya
yang dihasilkan makin tinggi, begitu pula sebaliknya (Clark, 2007).
Hukum Lambert-Beer bisa dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut.
A = € b c
4.
Keterangan: A = Absorbansi
€ = Epsilon (m-1cm-1)
b = Panjang kuvet (cm)
Diameter kuvet
c = konsentrasi sampel (mol/L)
C.
DATA HASIL PRAKTIKUM
a. Penentuan panjang gelombang maksimum
Konsentrasi
KMNO4 yang digunakan untuk mencari panjang gelombang maksimum = 5x10-4
M
Konsentrasi
|
Panjanggelombang (nm)
range 500-580 nm
|
Absorbansi (A)
|
5 x 10-4 M
|
500 nm
|
0,405
|
510 nm
|
0,433
|
|
520 nm
|
0,532
|
|
530 nm
|
0,464
|
|
540 nm
|
0,511
|
|
550 nm
|
0,350
|
|
560 nm
|
0,296
|
|
570 nm
|
0,211
|
|
580 nm
|
0,088
|
Panjang gelombang maksimum adalah
520 nm (panjang gelombang maksimum adalah
panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi paling tinggi)
b.
Pembuatan
kurva standar
·
Pengenceran
Larutan
a.
M1 x V1 =
M2 x V2
1x10-3
x V1 = 10-4
x 10
V1
= 1 ml
b.
M1 x V1 = M2 x V2
1x10-3
x V1 = 2x10-4
x V2
V1 = 2 ml
c.
M1 x V1 = M2 x V2
1x10-3
x V1 = 3x10-4
x V2
V1
= 3 ml
d.
M1 x V1 = M2 x V2
1x10-3
x V1 = 4x10-4
x V2
V1 = 4 ml
e.
M1 x V1 = M2 x V2
1x10-3
x V1 = 5x10-4
x V2
V1 = 5 ml
Konsentrasi Larutan
KMNO4(M) (sumbu x)
|
Absorbansi (diukur pada panjang gelombang
maksimum) (sumbu y)
|
1
x 10-4
|
0,128
|
2 x 10-4
|
0,235
|
3
x 10-4
|
0,346
|
4
x 10-4
|
0,444
|
5 x 10-4
|
0,573
|
Kurva
standar / baku yang diperoleh (pakai excel)
c.
Pengukuran
absorbansi sampel KMNO4
Nama Sampel
|
Absorbansinya
|
Sampel A
|
0,274
|
Sampel B
|
0,409
|
Absobansi larutan sampel A = 0,274
Absorbansi sampel
A KMnO4 diukur pada panjang gelombang maksimum= 520 nm
Konsentrasi
sampel A KMnO4 = 2,35 x 10-4 M
Y = 1099x + 0,0155
0,274 = 1099x + 0,0155
0,2585 = 1099 x
X = 2,35 x 10-4 M
|
·
Persamaan dan perhitungan konsetrasi larutan sampel
B KMnO4 (kelompok H2)
Y = 870x + 0,073
0,409 = 870x + 0,0155
0,336 = 870 x
X = 3,8 x 10-4 M
|
PERTANYAAN
1. Bahas penentuan panjang gelombang
maksimum!
Analisis Proses :
Prinsip yang
digunakan dalam praktikum spektrofotometri yang dilakukan adalah prinsip dari
hukum Lambert-Beer yaitu jika suatu cahaya monokromatik melalui media, sebagian
cahaya tersebut akan diserap, dipantulkan, dan dipancarkan (McMurray,2004).
Pada
dasarnya terdapat dua hukum yang melandasi spektrofotometri yang pertama adalah
hukum yang di kemukakan oleh Lambert
pada tahun 1760 yang mengatakan ”Bila suatu cahaya monokromatik melalui suatu
media yang transparan maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang
dipancarkan sebanding dengan bertambahnya tebal media” dan yang ke dua adalah
hukum yang dikemukakan oleh Beer pada tahun 1852 yang mengatakan ”Bila suatu cahaya
monokromatis melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya
intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan bertambahnya kepekatan
(C)”.hukum yang menjadi landasan dasar spektrofotometri merupakan hukum gabungan dari kedua
hukum di atas yeng dikenal dengan hukum
Lambert-Beer yang mengatakan “bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media
(larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan
(Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It)”(Purwoko,2006).
Seperti
halnya setiap akan melakukan praktikum, maka spektrofotometer yang akan
digunakan harus terlebih dahulu dikalibrasikan. Pertama-tama menyalakan
spektrofotometer dengan cara menekan tombol power/ON, panaskan spektrofotometer
kurang lebih selama 20-30 menit, setelah dinyalakan akan muncul kata ”feild” tekan tombol centang berwarna hijau. Setelah itu akan
keluar pada layar spektro ”rrrr” tunggu sampai layar menunjukan angka 0,00.
Kemudian mengatur panjang gelombang dengan menekan tombol atas dan bawah.
Sebelum menghitung absorbansi suatu larutan berwarna yang memiliki kepekatan
rendah, perrtama-tama harus mengkalibrasikan spektrofotometer dengan
menggunakan larutan blanko (aquades). Setelah dikalibrasikan, alat siap
digunakan untuk mengukur absorbansi larutan yang ingin diketahui nilai
absorbansinya. Untuk mengukur nilai absorbansi suatu larutan, setelah larutan
disiapkan masukan larutan ke dalam kuvet hingga tanda batas yang terdapat pada
kuvet, masukan kuvet ke dalam fotosel, posisikan sisi bening kuvet sesuai tanda
panah, tanda panah ini bertujuan menunjukan dari mana datangnya cahaya. Kemudian
tekan kuvet hingga terdengar bunyi klik yang menandakan kuvet sudah berada pada
posisi yang benar, tutup fotosel hal ini bertujuan agar tidak ada cahaya yang
masuk dari luar. Hal yang terpenting ketika memegang kuvet adalah dengan cara
memegang sisi kaca yang gelap. Atur secara berkala panjang gelombang dengan
interval 10 nm. Kalibrasikan ulang spektro menggunakan larutan blanko jika
panjang gelombang yang digunakan berbeda hal ini bertujuan agar nilai absorbansi
yang muncul akurat.
Cara
menentukan panjang gelombang (λ) maksimal yaitu dengan menggunakan larutan KMNO4 dengan konsentrasi 5.10-4 M ,
dimasukkan kedalam kuvet sampai tanda batas kemudian menghitung Absorbansi nya dengan
menggunakan panjang gelombang 500 nm-
580 nm, kemudian cari nilai absorbansi
yang paling tinggi, nilai absorbansi yang paling tinggi merupakan panjang
gelombang maksimal. Dari data hasil pengukuran didapat bahwa absorbansi yang
paling tinggi didapat dari panjang gelombang 520 nm sehingga dapat disimpulkan
bahwa panjang gelombang maksimalnya adalah 520 nm.
Analisis Hasil :
Mencari
nilai absorbansi larutan KMnO4 5 x 10-4 dengan
menggunakan panjang gelombang 500 – 580 nm dikarenakan warna komplementer dari
KMnO4 adalah ungu hingga violet. Dari hasil pengukuran menggunakan
spektrofotometer, diperoleh absorbansi terbesar dihasilkan oleh panjang
gelombang 520 nm sehingga panjang gelombang maksimumnya 520 nm karena nilai
absorbansi tertinggi memiliki panjang gelombang maksimum (Pratama, 2008).
Dalam
analisa menggunakan spektrofotometer terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
absorbansi yaitu jenis larutan (bewarna atau tidaknya), konsentrasi, adanya zat pengganggu (kontaminasi zat lain
), kondisi kuvet (kotor, cahaya tidak bisa lewat), panjang gelombang yang
digunakan, pH, kandungan elektrolit, dan suhu (Khopkar,2007).
2. Bahas penetuan kurva standar!
Analisis Proses :
Untuk
menentukan kurva standar pertama-tama kita harus melakukan pengenceran larutan KMnO4
10-3 M 10 ml menjadi KMnO4
1 x 10-4 M, 2 x 10-4 M, 3 x 10-4 M, 4 x 10-4
M dan 5 x 10-4 M dengan menggunakan rumus pengenceran M1 x V1 = M2
x V2. Untuk mengetahui volume KMnO4 yang diperlukan untuk
percobaan dilakukan perhitunngan sebagai berikut
a. 10-3 x V1 = 1 x 10-4 x 10 ml
V1
= 1 ml
Dari hasil perhitungan
pengenceran KMnO4 10-3 menjadi KMnO4 1 x 10-4 diperoleh volume yang diperlukan untuk
percobaan pertama yaitu 1 ml.
b. 10-3 x V1 = 2 x 10-4 x 10 ml
V1
= 2 ml
Pada percobaan berikutnya,
pengenceran KMnO4 10-3 menjadi KMnO4 2 x 10-4
diperoleh volume sebesar 2 ml.
c. 10-3 x V1 = 3 x 10-4 x 10 ml
V1 = 3 ml
Pada pengenceran KMnO4
10-3 menjadi KMnO4
3 x 10-4 diperoleh volume sebesar 3 ml.
d. 10-3 x V1 = 4 x 10-4 x 10 ml
V1 = 4 ml
Pada pengenceran KMnO4
10-3 menjadi KMnO4 4 x 10-4 diperoleh volume
sebesar 4 ml.
e. 10-3 x V1 = 5 x 10-4 x 10 ml
V1 = 5 ml
Pada pengenceran KMnO4
10-3 menjadi KMnO4
5 x 10-4 diperoleh volume sebesar 5 ml.
Setelah menghitung
volume larutan yang diperlukan untuk pengenceran, maka selanjutnya menyiapkan
pipet ukur, aquades, beaker glass,tabung reaksi, alumunium foil dan labu takar
10 ml. Larutan KMnO4 dimasukkan ke dalam beaker glass. Larutan KMnO4
diambil dengan menggunakan pipet ukur sebanyak 1 ml. Selanjutnya memasukkan
larutan ke dalam labu takar 10 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas
yang terdapat pada labu ukur. Setelah mencapai tanda batas, maka larutan
dihomogenkan. Kemudian memasukkan larutan ke dalam tabung reaksi lalu menutup permukaan
tabung reaksi baik bagian atas maupun bagian bawah tabung reaksi menggunakan
alumunium foil sehingga larutan yang telah diencerkan tidak terkena cahaya dari
luar yang dapat merusak larutan tersebut. Sehingga ketika dimasukkan ke dalam
spektrometer nilai absorbansi yang muncul akurat. Pada larutan berikutnya dilakukan
prosedur yang sama dengan volume yang berbeda sesuai dengan hasil perhitungan.
Langkah
selanjutnya yaitu menentukan nilai absorbansi menggunakan spektofotometer
UV-Vis. Jika hendak mengukur absorbansi masing-masing larutan, maka diatur pada
panjang gelombang maksimum terlebih dahulu pada spektofotometer yang sudah
didapatkan, yaitu dengan panjang gelombang 520 nm. Melakukan kalibrasi pada
alat spektrofotometer dengan larutan blangko. Larutan blangko merupakan
pengencer larutan standar, dalam hal ini aquades. Kemudian memasukkan larutan
KmnO4 dengan konsentrasi 10-4 kedalam kuvet hingga tanda
batas menggunakan pipet tetes. Setelah itu memasukkan kuvet kedalam fotosel. Pada
proses ini yang terpenting adalah ketika memegang dan meletakkan kuvet. Kuvet
dipegang dengan cara memegang pada bagian kaca yang gelap, bagian kaca yang
terang (bening) jangan sampai terkena tangan kita karena bisa menyebabkan
absorbansi larutan tersebut berubah. Selanjutnya meletakkan bagian kuvet yang
berwarna bening menghadap kearah panah pada permukaan spektrofotometer dan
menutup bagian fotosel agar cahaya tidak masuk. Kemudian menekan tombol
transmitasi untuk mengetahui nilai
absorbansinya. Setelah itu didapatkan nilai absorbansinya yang ditunjukkan pada
layar dan kemudian mencatat nilai absorbansi yang didapatkan pada larutan
dengan konsentrasi 10-4. Jika ingin menentukan nilai absorbansi
dengan konsentrasi lain (2 x 10-4 M, 3 x 10-4 M, 4 x 10-4
M, 5 x 10-4 M), maka melakukan hal yang sama seperti larutan KMnO4
konsentrasi 10-4 M. Untuk larutan sampel, menentukan hasil
absorbansinya dilakukan seperti halnya larutan KMnO4 10-4
M, tetapi sebelumnya diklaibrasi terlebih dahulu.
Setelah
nilai absorbansi semua larutan dihitung dan dicatat dalam bentuk tabel, maka
dilakukan pembuatan kurva standar absorbansi (sumbu Y) terhadap konsentrasi
(sumbu X). Pembuatan kurva standar ini menggunakan program aplikasi komputer
yaitu Microsoft Excel. Langkah yang
ditempuh adalah dengan cara mengetik nilai absorbansi dan konsentrasi larutan
yang digunakan. Kemudian memblok semuanya. Setelah itu klik insert dan pilih scatter.
Kemudian klik scatter smooth lines dan markers. Selanjutnya pilihlah design
yang akan digunakan bertujuan untuk mengubah kurva design menjadi kurva fungsi
yang digunakan untuk menghitung gradient yang dihasilkan.
Analisis Hasil :
Hasil
pengukuran absorbansi larutan dengan konsentrasi yang berbeda di peroleh data
sebagai berikut.
1. Larutan KMnO4 1 x 10-4
M dengan volume 1 ml memiliki absorbansi sebesar 0,128.
2. Larutan KMnO4 2 x 10-4
M dengan volume 2 ml memiliki nilai absorbansi sebesar 0,235.
3. Larutan KMnO4 3 x 10-4
M dengan volume 3 ml memiliki absorbansi sebesar 0,346.
4. Larutan KMnO4 4 x 10-4
M dengan volume 4 ml memiliki absorbansi sebesar 0,455.
5. Larutan KMnO4 5 x 10-4 M dengan
volume 5 ml memiliki absorbansi sebesar 0,573.
Dalam
pembuatan kurva standar, hitung persamaan garis antara konsentrasi dengan
absorbansinya. Terdapat dua metode untuk membuat kurva, yaitu, metode grafik
dan metode least square. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah
menghitung persamaan garis dengan metode grafik, absorbansi sebagai sumbu (x)
dan konsentrasi dengan sumbu (y) sehingga persamaan garisnya. Hal ini sesuai
dengan literatur yaitu semakin besar tinggi konsentrasi, maka semakin tinggi
pula absorbansinya (Thomas, 2007).
Dari kurva
standar yang telah dibuat di atas, hubungan antara konsentrasi dan absorbansi
yaitu berbanding lurus, karena jika kita amati, semakin besar konsentrasi maka
nilai absorbansinya pun juga tinggi (Pratama, 2008).
3. Bahas hasil konsentrasi sampel KMnO4!
Larutan
sampel adalah larutan yang belum diketahui dan akan dicari konsentrasinya.
Dalam percobaan ini digunakan dua larutan sampel yaitu sampel A dan B. Untuk mengetahui konsentrasi
dari kedua sampel tersebut pertama-tama kita harus mengukur absorbansi sampel
dengan menggunakan spektrofotometer. Larutan sampel satu per satu dimasukkan ke
dalam kuvet kemudian dimasukkan ke dalam fotosel. Didapatkan nilai absorbansi
sampel A sebesar 0,274 dan sampel B sebesar 0,409. Setelah mengetahui nilai
absorbansinya, lalu menghitung konsentrasinya menggunakan persamaan yang
dihasilkan dari kurva standar yaitu persamaan Y= mx + c. Seperti yang sudah
kita bahas sebelumnya persamaan yang didapat dari kurva standar bernilai Y= 1099x
+ 0,0155.
1. Menghitung Konsentrasi sampel A
Y = 1099x + 0,0155
0,274 = 1099 x + 0,0155
0,2585 = 1099x
X = 2,35 x 10-4 M
Dari perhitungan di atas di peroleh konsentrasi sampel A adalah 2,35 x 10-4
M
2. Menghitung Konsentrasi Sampel B
Y = 870x + 0,073
0,409 = 870x + 0,073
0,336 = 870x
X = 3,86 x 10-4 M
Dari perhitungan di atas di peroleh konsentrasi sampel B adalah 3,6 x 10-4
M.
Berdasarkan
perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi berbanding lurus
dengan absorbansi. Jika konsentrasi larutan tinggi, maka absorbansi larutan
tersebut tinggi. Dan jika konsentrasi larutan tersebut rendah, maka rendah pula
absorbansi larutan tersebut (Thomas, 2007).
Faktor yang
mempengaruhi analisa adalah pH, jenis larutan, suhu, konsentrasi larutan,
adanya zat pengganggu, kondisi kuvet, panjang gelombang yang digunakan, dan
kandungan elektrolit (Gunawan, 2004).
KESIMPULAN
Spektrofotometri merupakan
analisis kimia yang didasarkan pada pengukuran intensitas warna larutan yang
akan ditentukan konsentrasinya dibandingkan dengan warna larutan standar,yaitu
larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Prinsip kerja dari spektrofotometer berdasarkan Hukum Lambert-Beer. “Bila cahaya
monokromatik melalui suatu zat atau media, maka sebagian cahaya tersebut diserap, dipantulkan,d an sebagian lagi dipancarkan”. Tujuan dari percobaan ini adalah membuat
kurva standar KMnO4 dan menentukan konsentrasi KMnO4
dalam larutan sampel yang belum diketahui konsentrasinya dengan metode
spektrofotometri. Dalam percobaan kali ini kita menggunakan larutan KMnO4
dan setelah melakukan percobaan terhadap larutan KMnO4 dengan
konsentrasi yang berbeda juga menentukan panjang gelombang maksimum dengan
menggunakan larutan KMnO4 5 x 10-4 M dengan panjang
gelombang yang berbeda dan dicari nilai absorbansinya, diperoleh nilai
absorbansi yang paling tinggi yaitu dengan mengunakan panjang gelombang 520 nm
sehingga panjang gelombang maksimumnya adalah 520 nm karena panjang gelombang maksimum
adalah panjang gelombang yang digunakan untuk menghasilkan nilai absorbansi
terbesar.
Tanggal
|
Nilai
|
Paraf Asisten
|
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. 2004. Vogel’s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis in Elementary
Instrumental Analysis. London : Longman Group UK Limited
Clark, Jim. 2007. HUKUM BEER-LAMBERT. http://www.chemistry.org. Diunduh pada 04
Oktober 2014 pukul 21.21 WIB
Harmita, dkk. 2006. Buku Ajar
Analisis Hayati. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hart. 2004. Organical Chemistry.
United States : Mac Graw Hill
Khopkar S. 2007. Konsep Dasar Kimia
Analitik. Jakarta : UI Press
Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Rouessac, Francis. 2007. Chemical
Analysis Second Edition. France : Willy
Umar, Efrizon. 2008. Buku Pintar
Fisika. Jakarta : Media Pusindo
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas
Kimia. Surabaya: Kartika.
McMurray,
John and Robert C.Fay. 2004. Chemistry,
4th Edition. New Jersey : Prentice Hall,Inc
Pratama, Filli. 2008. Penuntun
Praktikum Kimia Analitik. Inderalaya : FP Unsri
Purwoko, Agus Abhr. 2006.
Kimia DasarJilid 1.Mataram: Mataram University Press.
Thomas, O. dan C. Burgess.
2007. UV-visible Spectrophotometry of
Water and Wastewater. Elsevier
Tidak ada komentar:
Posting Komentar