Nama
|
Sri HandayaniNofiyanti
|
NIM
|
145100600111013
|
Jurusan
|
KeteknikanPertanian
|
Kelas
|
H
|
Kelompok
|
H4
|
PENGAMATAN JARINGAN TANAMAN
|
4
|
PRE-LAB
1. Apa yang dimaksud dengan sel eukariotik?
Sel
eukariotik adalah sel yang memiliki struktur yang kompleks yang terpisah dan terbungkus
oleh membran yang tersusun atas fosfolipid seperti inti sel yang tampak jelas,
mitokondria, lisosom atau disebut juga memiliki system endomembran. Pada umumnya
sel-sel eukariotik berukuran lebih besar dari pada sel-sel prokariotik (Karp,
2007).
Dalam
sel eukariotik tersusun atas tiga komponen utama yaitu membran plasma,
sitoplasma, dan organel-organel sel. Pada sel ini sitoplasma memiliki berbagai
jenis organel antara lain badan Golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplas
(khusus pada tumbuhan), mitokondira, badan mikro, dan lisosom. Organel yang
tidak dibatasi membrane adalah ribosom, mikrotubul, sentriol, flagela, dan sitoskeleton.
Organel tersebut memliki fungsi yang khas yang berkaitan satu dengan yang
lainnya dan berperan penting untuk menyokong fungsi sel. Diameter
selnya berukuran antara 10-100 mm dan mengandung banyak sub unit RNA
polymerase dengan susunan kromosomnya yang linier.
Organisme yang memiliki tipe sel ini antara lain hewan, tumbuhan, dan jamur baik
multiseluler maupun uniseluler (Kim, 2006).
|
2.
Sebutkan
dan jelaskan jenis jaringan pada tanaman (minimal 3)!
1. Jaringan
Meristem
Jaringan
meristem adalah jaringan muda yang bersifat embrional dan spesialisasi. Sel
meristem selalu membelah, berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma,
berinti besar, vakuola kecil, dan plastid belum matang. Jaringan meristem
terdapat pada ujung batang dan akar sehingga sering disebut meristem apical.
Oleh karena itu, ujung akar dan batang ini mengalami pertumbuhan atau
perpanjangan.
2. Jaringan
Dewasa
Jaringan
dewasa adalah jaringan yang telah mengalami diferensiasi. Secara umum,
jaringan ini tidak mengalami pembelahan lagi. Berdasarkan bentuk dan
fungsinya, jaringan dewasa dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu
a. Jaringan
Epidermis
Jaringan epidermis adalah jaringan
paling luar yang menutupi seluruh permukaan tubuh tumbuhan. Jaringan ini
berfungsi untuk melindungi jaringan di dalamnya dan sebagai pertukaran zat.
b. Jaringan
parenkim
jaringan parenkim sering disebut
jaringan dasar karena terbentuk dari meristem dasar. Jaringan ini terletak
disebelah dalam jaringan epidermis. Jaringan parenkim berfungsi sebagai
cadangan makanan. Parenkim terdiri dari sel-sel bersegi banyak dan memiliki bentuk
bermacam-macam seperti berbentuk bulat atau bintang.
3. Jaringan
Penguat / Penyokong
Jaringan
penguat atau penyokong adalah jaringan yang menguatkan tumbuhan
a. Jaringan
Kolenkim
Jaringan kolenkim merupakan jaringan
penyokong atau penguat pada organ tubuh tumbuhan muda dan tanaman herba.
Kolenkim merupakan sel hidup dan sifatnya mirip parenkim. Ada sel kolenkim
yang mengandung kloroplas dan berperan dalam proses fotosintesis. Kolenkim
tersusun atas sel-sel hidup dengan protoplasma aktif dan memiliki bentuk
memanjang dengan penebalan yang tidak merata.
b. Jaringan
Skelerenkim
Jaringan Skelerenkim merupakan jaringan
penguat yang terdiri atas sel-sel mati. Dinding sel sklerenkim sangat kuat,
tebal, dan mengandung lignin.
4. Jaringan
Pengangkut
jaringan
pengangkut atau jaringan pembuluh merupakan jaringan tumbuhan yang berfungsi
untuk pengangkutan zat. Jaringan ini dibagi menjadi dua macam, yaitu floem
dan xylem. Floem berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis
dari daun ke seluruh tubuh. Xylem berfungsi sebagai pengangkut air dan
mineral dari akar ke daun dan bagian tubuh tumbuhan lainnya.
|
3.
Berilahtanda (v) untuksetiapkomponen yang
dimilikiolehseltanaman
Komponen
|
SelTanaman
|
Dindingsel
|
ü
|
Plasma membran
|
ü
|
Nukleus
|
ü
|
Nukleolus
|
ü
|
Ribosom
|
ü
|
Endoplasmic retikulum
|
ü
|
Aparatusgolgi
|
ü
|
Lisosom
|
-
|
Mitokondria
|
ü
|
Kloroplas
|
ü
|
Peroxisomes
|
Ada beberapa jenis
yang punya dan ada yang tidak
|
Sitoskeleton
|
ü
|
Sentriol
|
-
|
(Waym,
2007).
4.
Jelaskan
prinsip pengujian atau pengamatan jaringan tanaman!
Prinsip pengujian dan pengamatan jaringan
tanaman didasarkan pada pengamatan secara mikroskopis menggunakan bantuan alat
yaitu mikroskop. Pengamatan jaringan tanaman ini menggunakan objek berupa sayatan
tipis yang diiris melintang pada objek tanaman yang akan diamati sehingga dapat
diidentifikasi dan diketahui struktur maupun bagian-bagian dari sel jaringan tanaman
(Hanafi, 2005).
|
Tanggal
|
Nilai
|
Paraf Asisten
|
|
|
|
LAPORAN PRAKTIKUM
Praktikum
4.
Pengamatan Jaringan Tanaman
1. Gambarkan
hasil pengamatan preparat sel Tumbuhan dan beri keterangan bagian-bagiannya secara
lengkap
1)
Sel
parenkim pada kulit pisang
|
Keterangan:
-
Bentuknya bulat-bulat kecil yang
berkumpul di dalam sebuah bulatan yang agak besar
-
Dindingnya tipis
-
Berwarna hijau
Keterangan:
-
Berwarna krem pada bagian tengah
dan bagian luar agak coklat tua
-
Berbentuk seperti segi enam
-
Ruang antara satu sel dengan sel
lainnya sempit
(Tijtrosomo,
2004).
|
2)
Sel kolenkim dan
penebalan dindingnya pada daun seledri
|
Keterangan:
-
Bentuknya bulat dengan penebalan
dinding tidak merata
-
Beberapa sisi yang menebal berwarna
lebih hijau tua
-
Bagian lainnya yang tidak menebal
berwarna lebih hijau muda
-
Terdapat kolenkim
Keterangan
:
-
Pada bagian tengah dan beberapa
sisi berwarna lebih hijau tua
-
Bagian lainnya berwarna lebih hijau
muda
-
Terdapat kolenkim
(Iserep,
2005).
|
3)
Sel Sklerenkim pada
tangkai waru
|
Keterangan:
-
Bentuknya heksagonal
-
Berwarna hijau dan agak kecokelatan
Keterangan
:
-
Terdapat penebalan dinding pada
sel-selnya di semua bagian
-
Terdapat sel sklerenkim
-
Terdapat bagian pori
(Iserep,
2005).
|
2.
Jelaskan perbedaan sel parenkim, sklerenkim dan kolenkim
pada tanaman hasil pengamatan!
Pada hasil pengamatan
yang dilakukan pada batang seledri, kulit pisang, dan daun waru menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 100x ditemukan beberapa perbedaan yang tampak
pada jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Pengamatan jaringan
parenkim dilakukan pada kulit pisang. Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan didapatkan kulit pisang tersebut mempunyai warna hijau berbentuk bulat-bulat
kecil yang berada pada satu bulatan besar. Pada pengamatan yang diamati
antara satu sel dengan sel lainnya tidak terlalu rapat dapat diamati dengan
jelas bentuk keseluruhan sel. Selain itu menurut pengamatan terdapat sel yang
mengelilingi sel parenkim yang warnanya terlihat lebih kecoklatan. Menurut
literatur jaringan parenkim secara umum adalah jaringan yang berbentuk segi
enam, mampu bersifat meristematik, memiliki banyak vakuola, memiliki ruang
antar sel yang tidak rapat (Bloom, 2004). Jaringan parenkim pada kulit pisang
menurut literatur terdapat parenkim butir-butir pati dan butir-butir tepung.
Mengandung Kristal-kristal, lemak, minyak, dan sekresi lain, zat tepung,
butir aleuron, dan plastid. Plastid merupakan daerah yang terbanyak yang
tidak terkena cahaya mataharidan disebut sebagai plastid tidak berwarna
(Kimball, 2009). Berdasarkan hasil pengamatan dan literatur dapat disimpulkan
bahwa yang dihipotesis oleh pengamat adalah benar, namun pada percobaan tidak
terdapat butiran yang mengandung zat tepung, lemak, dan minyak. Selain itu
warna yang dijelaskan literatur berbeda dengan yang diamati. Pada praktikum
warna dari jaringan parenkim adalah hijau sedangkan pada literature adalah
tidak berwarna. Hal tersebut dapat terjadi karena preparat diberikan warna
untuk mempermudah pengamatan.
Jaringan parenkim yang
diamati pada kulit pisang berbeda dengan jaringan kolenkim yang diamati pada
batang daun seledri. Pada batang daun seledri ketika diamati menggunakan
perbesaran 100x terdapat penebalan pada bagian tertentu. Ada yang terdapat
dibagian tengah ada yang terdapat dibagian lainnya. Sedangkan dibagian yang
tidak terjadi penebalan terlihat tipis. Warna yang dilihat oleh pengamat pada
bagian yang terjad penebalan adalah hijau tua. Sedangkan bagian yang tidak
mengalami penebalan berwarna lebih muda hijaunya. Kolenkim yang diamati dekat
dengan epidermis. Pada bagian yang mengalami penebalan selnya terlihat
seperti menumpuk sedangkan yang tidak selnya dapat dilihat dengan jelas.
Menurut literatur kolenkim umumnya terletak di bawah epidermis dan umumnya
kolenkim berasal dari sel-sel serupa prokambium yang terbentuk dari
diferensiasi jaringan dasar. Jaringan kolenkim terletak dibawah epidermis.
Kolenkim terletak pada tumbuhan yang masih muda dan basah dan berfungsi
sebagai penyokong. Pada kolenkim terdapat kloroplas, selulosa dan terletak
tidak merata dan bersifat plastis (Andrak, 2011). Sehingga hipotesis yang
dilakukan oleh pengamat sesuai dengan literatur, namun pada pengamatan ini
kloroplas tidak terlihat karena jaringan kolenkim diambil di batang.
Selain jaringan
parenkim dengan jaringan kolenkim, jaringan skelerenkim pun berbeda. Pada
pengamatan yang dilakukan terhadap jaringan sklerenkim digunakan daun waru.
Pada pengamatan yang dilakukan terdapat penebalan pada dinding sel. Dinding
sel tersebut berwarna hijau tua, bentuk dari sel sklerenkim terlihat kaku
dengan bentuk seperti segi enam atau heksagonal yang letaknya tidak di semua
bagian. Berdasarkan literatur bentuk dari sel sklerenkim adalah jaringan yang
digunakan untuk menyokong tanaman, sama seperti kolenkim. Namun jika
dibandingkan dengan sel kolenkim, sel sklerenkim terdapat penebalan dinding
sel dan tersusun dari zat lignin. Sklerenkim tersusun dari sel-sel yang telah
mati dan berbentuk kaku dan terdiri dari sklereid dan serabut (Campbell, 2005).
Berdasarkan literatur
dan hasil pengamatan didapatkan bahwa jaringan kolenkim, sklerenkim, dan
parenkim berbeda-beda. Perbedaan tersebut disesuaikan difungsi jaringan
tersebut dalam suatu tanaman.
|
3.
Faktor
apa saja yang mempengaruhi penebalan sel kolenkim? Jelaskan mengapa demikian!
Faktor yang mempengaruhi penebalan sel
kolenkim adalah faktor kekuatan yang dibutuhkan tanaman untuk mempertahankan
tubuh tanaman dari ancaman luar seperti hembusan angin yang kencang, serta
dapat membantu tegak berdirinya tanaman karena adanya penebalan sel kolenkim
sebagai jaringan penguat (mekanik). Penebalan yang terjadi adalah penebalan
selulosa dan pektin (Aritmala, 2007).
Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah dari segi nutrisi , umur,
linkungan maupun genetic. Penebalan yang terjadi tidak merata, biasanya
terjadi pada bagian sudut-sudut sel. Penebalan terjadi pada saat sel masih
tumbuh membesar. Dengan adanya selulosa dan pektin maka dapat meningkatkan
kekuatan jaringan. Penebalan selulosa terjadi karena adanya sitoplasma yang
bergerak aktif. Selain itu terdapat kolenkim lamella yang menyebabkan
penebalan sel kolenkim (Mulyani, 2006).
|
Kesimpulan
Prinsip pada
pengamatan jaringan tanaman ini adalah mengambil bagian tertentu dari
jaringan suatu tanaman berupa sayatan tipis, dimana sayatan tipis dari
tanaman ini terlebih dahulu diletakkan diatas gelas obyek yang steril
kemudian dijadikan preparat dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan
perbesaran 100 x. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengamati struktur
jaringan dari beberapa jenis tanaman dan mampu menggambar jaringan dari
beberapa jenis tanaman. Dari hasil pengamatan dapat
diketahui bahwa tanaman tersusun atas beberapa jaringan yang bermacam-macam.
Sel sklerenkim pada daun waru berbentuk kaku, berwarna hijau pada dinding
sel, berbentuk seperti segi enam atau heksagonal dan terletak dibeberapa
bagian. Sedangkan hasil yang diamati pada kolenkim yang terdapat pada batang
daun seledri adalah mengalami penebalan dibeberapa bagian tertentu di bawah
epidermis, sedangkan sel yang tidak mengalami penebalan terlihat tipis. Sel
yang mengalami penebalan berwarna lebih hijau tua dibandingkan dengan yang
tidak mengalami penebalan. Pada pengamatan kulit pisang bagian yang diamati
adalah jaringan parenkim. Hasil yang didapatkan dari pengamatan adalah
jaringan tersebut mempunyai bentuk bulat-bulat kecil dan terdapat celah
antara satu sel dengan sel lainnya.
|
Daftar Pustaka
Hanafi, A. 2005. Biologi Kelompok Pertanian. Jakarta : Bumi Aksara
Ingraham, J. L. 2004. Introduction to Microbiology : A Case
History Approach 3rd Edition. Canada : Thomson Brooks-Cole
Karmana, O. 2006. Biologi. Bandung : Grafindo Media Pratama
Karp, G. 2007. Cell and Molecular Biology Concepts and Experiments. Inc.(Asia) :
John Wiley & Sons
Kim, J. 2006. Plant Biologi Cell. Canada : Academic Press
Waym, K. 2007. Plants and Animal Cell. USA : The Reason Publishing Group
|
Tanggal
|
Nilai
|
Paraf Asisten
|
|
|
|
Daftar Pustaka Tambahan
Adrak,
R. A. 2011. Penuntun Praktikum Anatomi
Tumbuhan. Banjarmasin : KIP UNLAM
Bloom,
dan Don, Fawcett. 2004. Buku Ajar
Histologi. Jakarta : EGC
Campbell,
Neil. 2005. Biologi. Jakarta :
Erlangga
Iserep,
Sumardi. 2005. Biologi. Jakarta :
Erlangga
Kimball,
John. 2010. Biologi Ed. 5 Jl. 1.
Jakarta : Erlangga
Tjitrosomo. 2004. Biologi
Sel. Klaten : Intan Pariwara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar